Hati-Hati Dengan Orang Yang Habis Sakit Hati
Orang yang habis sakit hati cenderung ingin membalas rasa sakitnya istilah sederhananya 'Balas Dendam'.
Bagi mereka yang mempunyai power lebih mereka akan langsung menyerang balik orang yang menyakitinya, dengan melakukan serangan fisik atau umpatan langsung ke orang yang menyakiti hatinya.
Tapi yang jadi masalah adalah bagi mereka yang gak mempunyai power lebih untuk membalas perbuatan orang yang menyakitinya justru cenderung melampiaskan rasa sakitnya ke orang lain yang kebetulan mirip dengan orang yang menyakitinya dari segi gender, ras, asal daerah dsb, atau kepada orang yang gak tau apa-apa.
Contoh simpelnya, ketika ada seorang suami ditempat kerja dia melakukan kesalahan, lalu diomeli sama bosnya yang kebetulan bos nya perempuan, karna ia bawahan ia gak berani ngelawan, dia diam menahan rasa sakit dan kesalnya.
Lalu karena kesal saat pulang kerumah si suami ini melihat istrinya melakukan sedikit kesalahan, karena emosinya lagi tinggi si suami ini marah besar ke istrinya dengan membabi buta, karna istrinya dalam posisi lemah dari segi gender dan status dia gak berani ngelawan, akhirnya dia diam saja.
Lalu si istri yang habis di omelin suaminya ini masuk kedalam kamar dan melihat anak laki-lakinya sedang mengacak-acak kamar, akhirnya emosi si istri ini naik dan melampiaskan ke anaknya dengan memarahinya secara berlebihan hingga anaknya menangis.
Setelah si anak menangis siklus sakit hati ini pun terhenti. Karena anak sudah melampiaskan emosinya dengan menangis.
Itu sedikit ilustrasi sederhana yang terjadi di dalam rumah tangga.
Dalam kehidupan ini kita seringkali berada situasi seperti itu, bisa jadi kita di posisi A (Pelaku pertama), di posisi B (korban kedua), atau bahkan di posisi C (korban terakhir).
Beberapa waktu yang lalu aku mengalami sendiri berada di situasi seperti itu, dan kali ini aku merasa berada di posisi C (Korban Terakhir).
Jadi kejadiannya seperti ini, ada seorang Ukhty, dia tinggal di kabupaten tetangga. Tiada angin tiada hujan tiba-tiba dia nginbox saya mengajak berkenalan istilah Syar'i nya Taaruf gitu lah.
Karena saya dalam posisi yang juga lagi nyari jodoh, otomatis saya bahagia tiada tara. Canda taraaa.
Saya menanggapi dengan antusias tiap pesan yang dia kirim, sampai akhirnya ketika mesenger fesbuk sudah tak mampu lagi menampung pesan-pesan kita, chat-chat itu kita alihkan ke whatsapp, ya aku minta nomer whatsappnya.
Detik demi detik pun berlalu, jam demi jam pun berjalan, selayaknya orang kasmaran aku merasa sehari tanpa pesan darinya dunia ini gelap gulita.
Sampai akhirnya aku memberanikan diri untuk mengajaknya ketemuan. Kami bertemu di salah satu resto dengan tema saung sebuah pemancingan, yang cukup membuat tenang perasaan dua insan yang sedang kasmaran, setidaknya itulah yang kurasakan.
Setelah pertemuan itu chat masih terus berlanjut, sampai pada suatu ketika dia curhat tentang masa lalunya, sebenarnya gak lalu banget sih masa beberapa minggu sebelum kenal denganku.
Katanya dia pernah kenal dengan seorang lelaki dengan asal daerah yang sama denganku, si lelaki ini sudah ketemuan dengannya, dan si lelaki ini sudah mantap mau melamarnya.
Ketika hari H lamaran tiba, tiba-tiba si lelaki ini bilang ke orangtuanya untuk membatalkan lamarannya. Sontak seluruh keluarga si Ukhty ini kaget dan kecewa, dan si Ukhty ini malu sekali.
Alasan si lelaki ini membatalkan lamarannya katanya, si lelaki ini di tinggal nikah sama kekasihnya dan belum Move On, dan mungkin saja untuk melampiaskan sakit hatinya si lelaki ini mengajak berkenalan dengan si Ukthy tadi sebagai pelarian, lalu berkomitmen melamarnya, setelah itu dia tinggalkan, mungkin biar ada orang lain yang merasakan apa yang sedang dia rasakan.
Jadi alur sederhananya gini, Si lelaki ini di sakiti oleh kekasihnya, lalu si lelaki mencari seseorang untuk mengobati sakitnya dan ketemulah si ukhty tadi, lalu si ukthy ini dijanjiin mau dilamar tapi tidak jadi, dan si ukthy ini sakit hati tidak berselang lama si ukthy ini berkenalan dengan saya.
Setelah mendengar kisah si Ukhty tadi sontak perasaan saya jadi gak enak, saya jadi berpikiran kalo saya ini sudah masuk dalam obyek "balas dendamnya dia tanpa dia sadari".
Ya dia sendiri gak menyadari kalo dia sedang balas dendam, karena balas dendamnya dia ada di alam bawah sadarnya dan obyeknya adalah saya dengan latar belakang daerah yang sama dengan si lelaki yang pernah menyakiti hatinya.
Seminggu setelah dia menceritakan kisahnya chat masih lancar seperti biasa, hingga suatu waktu dia sudah jarang nge chat saya lagi, dan waktu di chat pun bales se adanya, sudah gak sehangat dulu.
Setelah itu beberapa waktu dia menghilang, tanpa kabar, dan di chatpun gak pernah di bales, di posisi ini saya merasa sudah di ghosting.
Hingga kabar mengejutkan itu pun datang, saat dia sedang membuat story, aku membalas story nya, lalu dia membalas chat ku lagi dengan mengatakan permintaan maaf kalo beberapa hari lalu dia sudah di lamar oleh seseorang, katanya di jodohkan oleh orang tuanya (entah benar atau tidak, wallohu'alam), dan agar aku tidak berharap lagi padanya.
Lalu dia menghilang.
Apakah aku sedih? Ya tentu saja sedih, tapi agar siklus sakit hati ini berhenti aku harus bisa meredamnya sendiri, caranya adalah dengan tidak mendekati atau berdekatan dengan seorang yang mirip atau hampir mirip dengannya dari segi fisik ataupun daerah tempat dia tinggal, dan juga dengan lebih mendekatkan diri kepada yang maha membolak-balikkan hati.
Jadi, hati-hatilah dengan orang yang habis sakit hati, karena sakit hati juga menular.
Aku pernah difase membalas dendam ke cowo yg ga bersalah gitu, hanya karena oitis dari cowo yg aku suka. Dan jujur, aku nyesel -_-. Ngerasa jahat banget nyakitin orang yg udah baik ke kita. Tapi waktu itu masih SMU sih, pikiran masih panas. Logika blm kepake :(. Kalo skr, ya udah ga mau begitu. Jangan lampiasin kesalahan orang lain ke orang yg ga tau apa2. :(.
BalasHapus