Dampak Judi Online terhadap Struktur Otak: Perspektif MRI

 

Judi online bukan hanya persoalan sosial atau ekonomi, tetapi juga memiliki dampak nyata pada otak manusia. Penelitian menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI) menunjukkan bahwa kecanduan judi online dapat mengubah struktur dan fungsi beberapa area penting di otak, terutama yang berhubungan dengan pengendalian diri, emosi, dan sistem penghargaan.

Salah satu temuan utama adalah penurunan aktivitas pada prefrontal cortex, bagian otak yang berperan dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan kontrol impuls. Lemahnya aktivitas di area ini membuat individu sulit menahan dorongan untuk terus berjudi, meski menyadari risiko kerugian. Sebaliknya, sistem reward di otak—khususnya nucleus accumbens dan striatum—menunjukkan peningkatan aktivitas yang signifikan. Sistem ini melepaskan dopamin, neurotransmitter yang menimbulkan rasa senang, sehingga pemain terdorong untuk terus mengejar kemenangan meskipun peluangnya kecil.



Selain itu, studi MRI juga menemukan perubahan pada amigdala dan hippocampus. Amigdala, yang berfungsi mengatur emosi dan sensitivitas terhadap risiko, mengalami pengecilan volume, sehingga pecandu judi cenderung lebih berani mengambil keputusan berbahaya. Sementara itu, hippocampus yang berperan dalam memori dan pembelajaran juga mengecil, menyebabkan pemain sulit belajar dari kekalahan dan tetap mengulangi kesalahan yang sama.


Lebih jauh lagi, konektivitas antara prefrontal cortex dan sistem reward terbukti melemah. Hal ini berarti “rem” logika dalam otak tidak lagi mampu mengendalikan dorongan emosional untuk berjudi. Pola ini sangat mirip dengan yang ditemukan pada kecanduan zat seperti alkohol atau kokain, meskipun pemicunya bukan zat kimia, melainkan stimulus digital berupa angka, warna, atau kemenangan kecil yang memicu lonjakan dopamin.


Kondisi ini semakin berbahaya pada remaja, karena bagian prefrontal cortex mereka masih dalam tahap perkembangan hingga usia sekitar 25 tahun. Artinya, kemampuan kontrol impuls mereka belum matang, sementara sistem reward sudah sangat aktif. Hal ini membuat remaja jauh lebih rentan terhadap kecanduan judi online dibandingkan orang dewasa.


Dengan demikian, temuan melalui MRI menegaskan bahwa kecanduan judi online tidak bisa dianggap sekadar kebiasaan buruk atau kelemahan moral, melainkan sebuah perubahan biologis pada otak yang memerlukan penanganan serius layaknya gangguan kecanduan lainnya.

Author

Mas Rahman Nama saya surahman umur 24 tahun, belum menikah/single, alamat Banjarnegara No WA 0852-2645-3701 ya kali aja ada yang mau kenalan :D

Posting Komentar