DARI JENDELA SMP
Tentu kita semua pernah merasakan bangku smp. Kenangan-kenangan manis saat duduk di bangku smp masih melekat kuat di ingatan kita. Saat smp lah pertama kali kita merasakan debaran-debaran di dada yang entah apa namanya.
.
Tapi entah kenapa, kenanganku di smp tak semanis judul sinetron di Sctv. Saat masuk kelas satu smp yang ku dapat hanyalah beberapa pelajaran, bercandaan, dan berbagai bulyyan. Tak satupun kutemui sosok seperti Wulan.
.
Saat naik kelas dua, aku mulai menyukai seseorang. Dia dengan senyuman khasnya mampu menggetarkan partikel di dalam dada. Walaupun jarak duduk kita sangat jauh berbeda, kau di depan sana dan aku di depan Samudra Hindia dalam bentuk peta. Tapi, energi gravitasi diantara kita sepertinya memang ada.
.
Kadang-kadang pandangan kita bertemu. Kau sedikit tersenyum malu-malu, akupun begitu. Aku tidak tau apa yang kamu rasakan saat itu, saat pandangan kita saling bertemu. Tapi yang aku tau, saat itu aku merasa seperti ada angin sejuk yang bertiup. Sama seperti saat kita habis olahraga lempar lembing lalu minum es teh di kantin mbok Ning, semriwiiing.
.
Jangankan untuk duduk berdua denganmu. Saat kita ada tugas kelompok yang jumlahnya lima orang dan kamu ada di dalamnya, aku merasa menjadi orang paling beruntung di dunia. Lebih beruntung daripada Thomas Alfa Edison ketika menemukan lampu untuk pertama kalinya atau seperti Columbus yang menemukan Benua Amerika.
.
Melihatmu tertawa ketika aku sengaja melucu di depanmu, itu sesuatu yang menurutku luar biasa. Sesuatu yang lebih luar biasa daripada membayangkan pasukan sekutu Amerika menjatuhkan bom Atom di kota Hiroshima.
.
Hancur berantakan ! Porak-porandanya kota Hiroshima langsung terbayang di kepala, saat aku tau ada orang lain juga yang mampu membuatmu tertawa. Aku merasa ikatan-ikatan senyawa dan molekul DNA yang hampir erat diruntuhkan oleh Hitler saat itu juga.
.
Sila-sila dalam pancasila yang sudah ku hafalkan dengan susah payah serasa tidak ada gunanya ketika aku tak mampu lagi merebut perhatiannya. Rasanya sangat kacau, dunia seakan kembali lagi ke perang dunia ninja, ketika Akatsuki kembali menyerang Konoha.
.
Kini, aku hanya mampu memandang rambut hitam lurusmu yang tertata dengan bando warna ungu itu dari jauh. Dari sini, dari sudut kelas dibawah foto Pangeran Diponegoro. Aku selalu berharap kau sudi melihatku atau sekedar menengok ke belakang sini, ke arah foto Pangeran Diponegoro. Tapi ternyata kau tidak mau, kau lebih suka menatap kedepan ke arah bapak Joko Widodo.
.
End.
Hwaaa, kalimat-kalimatnya ciamik. Keren betul, mas. Ada ilmu-ilmunya gitu. Hihi
BalasHapusSukses terus karyanya, mas rahman
Aamiiin
BalasHapusHahaha Akatsuki menyerang Konoha. Wkeke,
BalasHapusSalam kenal mas
BalasHapusUntaian katanya cukup manis dan menawan. What a words! Keren mas 🔥🔥
BalasHapus