FILM JEJAK KHILAFAH DI NUSANTARA, FILM SEJARAH ATAU PROPAGANDA?



Khilafah, mendengar kata ini banyak orang yang terpecut ghiroh semangat juangnya, tapi tidak sedikit juga mereka yang memicingkan mata seolah jijik melihatnya.

Disini penulis mencoba untuk bersikap di tengah-tengah, meskipun sulit. Karena di tengah-tengah kadang malah menjadi sulit bernafas karena terjepit oleh dua tubuh seksi berkeringat yang menyesakkan dada.

Sejak SMP atau mungkin sejak SD kita sudah sering mendengar kata Khilafah dan Khulafaur Rasyidin atau empat Khalifah pertama setelah Rosululoh wafat di buku pelajaran, terutama pelajaran Agama.

Jadi, kata Khilafah bukanlah kata asing dalam kehidupan kita, dari dulu sampai sekarang, tepatnya dari dulu sampai enam tahun yang lalu. Karena setelah pergantian rezim, saat ini kata Khilafah seolah menjadi kata yang bukan berasal dari Bumi, kata yang 'harus hati-hati mengucapkannya kalau tidak ingin di cap radikal'.

Saya sendiri termasuk orang yang seratus persen yakin kalau Khilafah memang bakal berdiri lagi di Bumi, tapi  berdirinya kapan dan dimana saya tidak tau, apalagi sampai meyakini kalau HTI lah yang akan memproklamirkan berdirinya kekhalifahan, saya tidak yakin.

Untuk mendirikan Khilafah atau pemerintahan yang 'murni' menerapkan hukum Islam secara Kaffah tidaklah semudah membalikan taplak meja, eh telapak tangan.

Karena kita sebagai umat Islam harus siap-siap mengorbankan nyawa, harta, dan semua hal yang kita miliki untuk itu. Bukan cuma berteriak Takbir sambil membawa bendera serba hitam keliling taman, lalu pulang setelah diberi makan nasi padang lalu uplod foto di sosmed sambil ngisep rokok cap slendang.

Untuk bisa mendirikan sebuah Khilafah dengan sukses kayaknya kita harus belajar banyak dari kaum Yahudi. Yap benar Yahudi, ada yang jijik mendengar kata Yahudi? Kalau merasa jijik berarti perasaan itu sama seperti orang yang juga merasa jijik saat mendengar kata Khilafah, seperti itulah rasanya.

Mereka, kaum Yahudi selama ribuan tahun hidup terkatung-katung, tidak punya negara, mereka menumpang hidup di negara orang. Selama ribuan tahun itu juga mereka memimpikan sebuah negara sendiri, negara yang dikelola dengan prinsip dan cita-cita mereka sendiri. Itulah negara Israel sekarang ini.

Untuk mewujudkan cita-cita memiliki negara sendiri, mereka mengorbankan harta, dan nyawa yang tidak sedikit, dan juga mereka menunggu momentum yang tepat.

Soal harta, mereka kaum Yahudi mengumpulkan harta sebanyak-banyanya sampai dirasa mampu untuk menyuap sang Khalifah Utsmani agar mau melepaskan tanah palestina untuk mereka beli, berapapun harganya apapun yang sang Khalifah inginkan mereka bakal sanggup membayarnya dan memenuhinya. Tapi sang Khalifah menolaknya dan tidak tertarik sedikitpun dengan tawaran orang Yahudi ini.

Coba kalau kita yang pro Khilafah mempunyai harta yang sangat banyak, sebanyak yang dimiliki orang Yahudi sampai mampu memberikan bisyaroh (saya menghindari kata suap, biar lebih syar'i) kepada  para pemimpin di negeri ini agar ikut mendukung gerakan Khilafah, pasti mereka para pemimpin ini akan dengan senang hati mendukungnya, dan Khilafah bakal sangat mudah berdiri di negeri ini, lah wong rai-rai ne mata duiten kabeh je. Tapi sayangya kita gak punya harta sebanyak yang dimiliki orang Yahudi jadi ya gak bisa nyuap, eh ngasih bisyaroh.

Terjawab kan kenapa di sini banyak yang menolak gerakan Khilafah, ya karena gak ada amplopnya je.

Soal nyawa, orang Yahudi mengorbankan begitu banyak nyawa mereka, padahal mereka hanya berjumlah beberapa juta saja. Yang paling mencolok adalah pengorbanan mereka saat terjadi Holocaust atau pembantaian 6 juta kaum Yahudi oleh pemerintah Nazi Jerman.

Banyak yang percaya kalau pembantaian ini juga termasuk dalam rencana orang Yahudi sendiri, sebagian mereka mempropaganda orang Nazi agar membantai kaum mereka sendiri, agar nantinya dunia bersimpati kepada mereka.

Apakah kita siap mengorbankan nyawa kita untuk tegaknya Khilafah, kalo aku nanti dulu deh belum nikah soalnya. Wkwk

Yang ketiga adalah momentum, mereka memanfaatkan momentum yang sangat besar yaitu perang dunia ke dua. Dimana batas-batas tiap negara berubah dan menjadi tidak jelas karena negara satu menginvasi negara lain.

Kesempatan ini mereka ambil untuk bisa meguasai tanah Palestina yang saat itu dikuasai oleh Inggris.

Dan saya percaya Khilafah yang kedua akan tegak kembali kalau ada kejadian yang sangat besar seperti kejadian saat perang dunia ninja ke empat, eh perang dunia kedua, dulu.

Jadi saran saya buat yang pro Khilafah dan menginginkan Khilafah tegak lagi tidak ada salahnya kan belajar dari caranya orang Yahudi mendirikan negara Israel, kalo gak mau ya gak papa si.

Dan buat yang anti mati-matian sama Khilafah, saya saranin kalian lebih banyak rebahan aja. Teriakkan takbir sekenceng apapun, bendera dikibarkan disana-sini, dan demo dengan masa sebanyak apapun selama sholat shubuhnya umat Islam di masjid/mushola masih satu shaf (malah gak penuh), gak ada yang perlu kalian takutkan, itu tandanya Khilafah masih sangat jauh, santuy aja.

Anyway, akhir-akhir ini di time line facebook saya kembali di sajikan banyak poster digital tentang Khilafah, mereka yang membagikan biasanya adalah orang-orang yang pro Khilafah, yaiyalah. Saya banyak melihatnya karena kebetulan teman facebook saya banyak yang pro Khilafah.

Sebuah poster digital yang sepintas terlihat seperti poster film bioskop, dengan judul yang cukup menarik yaitu "Jejak Khilafah Di Nusantara" dengan gambar kapal pinisi mirip di pecahan uang seratus rupiah jaman SD saya dulu, dan di kiri kapal terlihat matahari yang mulai tenggelam/terbit (saya gak tau, tapi sepertinya tenggelam). Dibawahnya ada tulisan jam tayangnya yang akan ditayangkan pada tanggal 1 Muharam, besok.

Saat pertama kali melihat posternya saya pikir ini adalah film laga yang ada gelut-gelut nya dan menggunakan jutsu tingkat dewa, tapi setelah melihat thriler videonya pikiranku berubah, kayaknya ini hanyalah sebuah film dokumenter biasa. Tapi gak tau si mungkin saja ada gelutnya, kalo gak ada ya kita aja yang gelut.

Di video thriler itu terlihat ada beberapa tokoh yang sedang menjelaskan tentang jejak-jejak Khilafah di Nusantara dari mulai Aceh hingga pulau Raja-raja, entah dimana itu pulau Raja, saya tidak tau. Sekilas video thriler ini mirip dengan video Unknow Story di Inews TV yang memaparkan tentang sejarah-sejarah masa lalu Indonesia.

Jadi, apakah film Jejak Khilafah di Nusantara itu film sejarah atau hanya propaganda HTI saja? Ya saya tidak tau kan belum nonton. Nyenyenyenye

Author

Mas Rahman Nama saya surahman umur 24 tahun, belum menikah/single, alamat Banjarnegara No WA 0852-2645-3701 ya kali aja ada yang mau kenalan :D

Posting Komentar