Jalan-Jalan Ke Pabrik Knalpot Di Purbalingga
Kamu tentu sudah tau kan ya apa itu knalpot. What?
Belum tau? Kalo belum tau ada kemungkinan kamu salah satu dari tiga golongan
ini, pertama kamu datang dengan mesin waktu dari zaman Majapahit, kedua kamu datang
dari Planet Mars, ketiga kamu orang gila hahahaha.. diem ini serius! Well..
agar tulisan ini bisa panjang sampe 800 kata akan ane jelasin dulu apa itu
knalpot dan fungsinya.
Dilansir dari laman resminya Pak Ndul ahlinya ahli,
intinya inti core of the core lebih
profesor dari profesor, ternyata knalpot itu bukan dari bahasa Indonesia tapi
serapan dari bahasa Belanda sama halnya seperti “pannetje” kalo bahasa Indonesianya
itu “Panci”,”Spoor = sepur/ kereta api”,”burg= brug/jembatan”,”vermaak =
Permak/ reparasi pakaian” yang artinya kurang lebih sama. Oooooooo ( ya nggak
usah mlongo kali).
Kalo menurut mbak Wiki pedia fungsi Knalpot atau pipa
pembuangan adalah saluran untuk membuang sisa hasil pembakaran pada mesin
pembakaran dalam. Sistem pembuangan terdiri dari beberapa komponen, minimal
terdiri dari satu atau lebih pipa pembuangan. Sampe sini udah paham kan yaa?
Nah, kali ini saya akan mengajak anda jalan-jalan ke
pabrik pembuatan knalpot terbesar di Indonesia malah ada yang bilang salah satu
yang terbesar di Dunia..waaooww. Berada di salah satu kabupaten kecil di
Provinsi Jawa Tengah tepatnya di Kabupaten Purbalingga.
Membutuhkan waktu beberapa jam perjalanan dari
Banjarnegara untuk sampai ke salah satu desa pembuatan knalpot yang paling
terkenal yaitu Desa Pesayangan. Di tengah perjalanan saat melewati persimpangan
Jl. Jendral DI Panjaitan, Jl. Padamara, dan Jl. AW Sumarmo saya melihat patung
berukuran cukup besar yang menggambarkan seorang laki-laki berbadan kekar sedang
membuat knalpot, ini menandakan tempat yang saya tuju sudah sangat dekat.
foto:travelingyuk.com
Setelah sampai di Desa Pesayangan saya agak terkejut
abang terheran heeran sebab abang belum pernah kesana ( ya nggak usah
dinyanyiin juga kali ).. ternyata disini itu tidak seperti yang saya bayangkan
dengan pabrik yang luas dan karyawan yang beribu-ribu orang. Disini proses pembuatan
knalpot tersebar di beberapa rumah dengan skala home industri atau industri
rumahan.
Saat pertama kali menginjakan kaki disini suara besi
ditempa langsung terdengar saling bersahutan. Saya melihat ada sekitar 50 orang
pengrajin knalpot skala rumahan di Desa yang terkenal dengan sebutan Desa
Knalpot ini.
Akhirnya saya singgah ke salah satu rumah dengan
nama“Doctor Speed”. Rumah ini hanya memanfaatkan ruangan kosong disamping rumah
dengan hanya mengerjakan 6 orang karyawan untuk memproduksi knalpot. Tapi siapa
sangka, dari tempat yang telah berdiri lebih dari 50 Tahun ini, ratusan knalpot
diproduksi dan dijual setiap bulannya.
Fahri Saputra, sang pemilik merupakan generasi kedua
penerus usaha yang dirintis oleh sang ayah sejak 1963. Berbagai macam model
knalpot diproduksi, mulai dari knalpot motor hingga knalpot mobil. Dia mengaku
tiap bulannya kurang lebih 600 batang knalpot diproduksi.
Setelah dari sini saya geser dikit ke Dusun Grumbul
Peniron Desa Galuh Kecamatan Bojongsari. Pemilik bengkelnya bernama Wily Rose
Dhani Abdulah. Pemilik usaha dengan merek “Jeffelin Knalpot” ia berkata knalpot
produksi Purbalingga ini sangat berkualitas bisa diuji dan dibandingkan dengan
produk lainnya dari dalam maupun luar negeri. Kelebihan knalpot buatan
Purbalingga adalah mampu meningkatkan
tenaga mobil serta suara knalpot yang bisa diatur sesuai keinginan konsumen
seperti suara bas, suara kering , dan lain-lain.
Dan ini nih yang bikin bangga, ternyata produksi
knalpot dari pengrajin di Purbalingga ini tidak hanya dipakai oleh konsumen
dalam negeri saja tetapi banyak juga yang dari luar negeri salah satunya
produsen mobil ternama dunia yaitu Mercedez Benz juga memakai jasa knalpot
buatan pubalingga dengan merek “vanvolker enterprise” salut gak tuhh...
Menurut data di Dinas Perindustrian, perdagangan, dan
Koperasi (Dinperindagkop) Kabupaten Purbalingga menyebutkan produksi knalpot
terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, pada tahun 2010 misalnya
produksi knalpot mencapai 313.380 unit dengan nilai produksi kisaran Rp40
Miliar. Sedang pada tahun 2014 produksinya mencapai 595.371 unit dengan nilai
produksi hingga Rp81,4 miliar dan terus tumbuh seiring dengan inovasi pemasaran
yang dilakukan oleh para pengrajin knalpot dengan menjualnya secara onlline
melalui Facebook dan Marketplace, sehingga untuk penjualan pada tahun 2019
belum bisa dipastikan jumlah unit dan besaran uang yang masuk kedalam industri
knalpot ini.
Untuk harga pasar indonesia mereka menaruh harga di
kisaran Rp 200 – 300 ribu. Sedangkan untuk pasar luar negeri bisa mencapai Rp
600 ribu. dari penjualan tersebut mereka tiap bulannya para pengrajin knalpot
mampu meraih omzet hingga Rp 100 juta...waooow amazing! Pencapaian tersebut menempatkan
knalpot Purbalingga sebagai salah satu dari 10 produk lokal unggulan di
Provinsi Jawa Tengah.
Indusri knalpot di Purbalingga juga memberikan dampak
positif ke sektor usaha-usaha lain yang masih berhubungan dengan knalpot atau
otomotif diantaranya seperti semakin berkembangnya bengkel-bengkel otomotif,
bengkel las, hingga jasa pemasaran knalpot.
Mungkin saat ini tantangan terbesar yang masih
menghinggapi industri knalpot adalah image yang keliru dari masyarakat +62
tentang kualitas produk luar negeri lebih bagus, anggapan meremehkan itulah
yang harus sama-sama kita ubah agar kita bisa menjadi bangsa yang lebih maju
lagi.
Sebelum pulang saya menyempatkan membeli satu knalpot Racing
Satria FU INITIAL D Tri seharga 500 ribu. Dan kualitasnya gak jauh beda tuh
sama yang keluaran pabrikan bahkan menurut saya kualitasnya jauh lebih baik.
Nah, sekarang udah jelas kan ya ternyata produk kita
juga mampu bersaing dengan ploduk ploduk lual negli.
Posting Komentar
Posting Komentar