Mencintaimu Dalam Diam
Malam ini, cuaca cukup cerah, angin sepoi-sepoi mengelus lembut dedaunan dan ranting-ranting pohon rambutan yang masih basah.
Sisa-sisa hujan yang masih menempel di pohon rambutan itu jatuh membasahi tanah bersama dengan beberapa daun kering dan ranting pohon yang patah.
Aku membuka pintu rumah, lalu duduk di kursi kayu berwarna merah didepan teras rumah.
Jam dinding menunjuk pukul 9.30 malam, desa ini sudah mulai sunyi dan kelam. Hanya terdengar suara jangkrik dan gasir yang saling bersahutan, juga beberapa suara kodok dan bangkong yang saling berlawanan.
Aku mengeluarkan benda pipih warna hitam legam, dari saku jaket hitam bagian dalam.
Benda warna hitam itu adalah hape baru ku, yaitu Lenovo A6000 yang aku beli seharga 300 ribu setelah COD dengan gadis uwu berhijab biru beberapa minggu yang lalu.
Aku menggesekkan jariku ke hape itu, lalu meng 'klik' sebuah logo F berwarna biru. Lalu mulai mengetik di kolom pencarian facebooku sebuah nama, namamu, kamu yang selalu ada dalam setiap do'aku. Do'a yang selalu kupanjatkan dengan segenap jiwa dan rasa hingga mengejawantah menjadi cinta.
Iya cinta, mungkin tepatnya akulah yang mencintaimu, cinta dalam diam, tanpa berani untuk mengungkapkan.
Karna aku sadar engkau seorang cendikia dan aku hanyalah cendala yang buruk rupa. Kita sangat berbeza kazta.
Memang benar kata orang, bahagia itu sederhana, melihat profilmu ada tanda hijau menyala saja aku sudah bahagia, karena aku yakin saat itu kamu sedang baik-baik saja, meski aku tak tau online mu itu untuk siapa.
Lalu aku meng'klik' foto akun Facebook berinisial 'R' itu. Aku amati sebentar foto itu, foto gadis berhijab abu-abu berdiri dibawah langit kelabu. 'Cantik' gumamku.
Beberapa menit kemudian tanda hijau itupun padam.
Aku kembali ke wall facebookmu dan mulai menscrool kebawah, ternyata sebelum tanda hijau itu padam kamu membuat sebuah postingan.
Sebuah postingan yang membuatku ikut meng-aamiin-kan. Kamu mengucapkan selamat beristirahat, dan bersyukur atas apa yang sudah kita capai hari ini, dan sebuah do'a optimisme untuk menatap hari depan yang lebih baik.
Aku memberikan 'like' pada statusmu, lalu membaca beberapa komentar yang sudah singgah di postinganmu. Beberapa akun memberikan komen, "aamiin" di tulisanmu.
Tapi ada seseakun yang memberikan stiker Hati, lalu kamu membalasnya dengan emot Hati, entah kenapa seperti ada ribuan belati, yang tengah menghujam relung hati. Hati ini.
Mencintai dalam diam sangat tidak nyaman, canda tawa dan senyuman yang kau berikan hanya ada dalam angan. Tapi rasa sakitnya sangat ke-nyata-an, untung saja aku bukan dari Klan Uciha yang apabila hati terasa sakit langsung bisa mengeluarkan Sharinggan.
Posting Komentar
Posting Komentar