Trik Hipnotis dasar bag 1 : uforia Mengalahkan Logika
Selamat!!
Anda terdaftar sebgai pemenang cek Rp. 100 jta
Pin (255E477R)
Berlaku 2 hari, untuk info Klik (.....)
Pernahkah anda menerima SMS yang berisikan pesan bahwa anda menerima hadiah jutaan rupiah ataupun sebuah mobil mewah?.
Siapa yang tidak mau dikasih uang jutaan rupiah, apalagi mobil mewah. Sebuah mobil seharga ratusan juta rupiah harus ditebus dengan pajak yang hanya sepuluh atau dua puluh juta rupiah tentunya anda untung, bukan?
Setelah proses verifikasi data dilakukan, si korban diminta untuk mentransfer sejumlah uang yang katanya sebagai pajak hadiah. Sejurus kemudian, selesai uang ditransfer, tunggu punya tungggu, mobil yang ditunggu tidak kunjung datang. Barulah kemudian sang korban merasa telah tertipu.
Ketika anda atau kita semua mengalami euforia atau perasaan bahagia yang berlebihan kita tidak memikirkan lagi uang yang kita transfer.
Kita tidak memikirkan lagi apakah pesan tersebut benar atau tidak. Yang penting dapat hadiah, dapat mobil. Begitulah salah satu trik para penipu undian menggaet calon korbannya.
Kenapa kita rela melakukan transfer atau mengorbankan sedikit uang? karena kita merasa akan mendapatkan sesuatu yang lebih besar daripada jumlah uang yang kita keluarkan.
Menyadari anda akan mendapatkan jauh lebih banyak daripada jumlah yang anda transfer dan menyadari jika anda tidak segera mentransfernya, anda akan kehilangan kesempatan tersebut.
Anda mulai kehilangan rasionalitas dan kejernihan berpikir. Anda kehilangan kognisi, karena secara emosional anda sudah sangat tertarik dengan tawaran tersebut.
Kejutan yang menyenangkan itu telah "membutakan" anda. Coba kita telusuri kembali pada saat anda menerima SMS tersebut, gunakanlah logika untuk sesaat. Apakah benar, anda mengikuti undian berhadiah tertentu? apakah benar zaman sekarang ada orang yang mau ngasih sesuatu secara gratis? apakah benar pihak yang memberikan hadiah benar-benar dari sebuah perusahaan resmi?
Mari kita balik kondisinya, ketika anda ditawari uang sepuluh juta, dua puluh juta, atau lima puluh juta rupiah. Dengan sarat kedua kaki anda harus diamputasi,atau kedua tangan anda dipotong? apakah anda masih mau atau berminat dengan tawaran uang tersebut? Tentu tidak bukan? karena anda berpikir menggunakan logika. Anda berpikir, mana mau saya kehilangan kaki, mana mau tangan saya dipotong hanya demi uang.Tapi tidak, ketika anda sedang dalam kondisi euforia tingkat tinggi, logika anda hilang entah kemana.
Banyak penipuan yang sekedar berkedok hipnosis yang sebenarnya hanyalah pembodohan dan kebodohan, terlepas dari penipuan yang benar-benar menggunakan hipnosis.
Penipuan jenis ini menggunakan prinsip yang sederhana, yaitu mengatur state awal untuk mempengaruhi proses kognitif manusia.
Tidak hanya kondisi euforia, kasus menarik lainnya yaitu ketika seseorang menghubungi anda lewat telepon yang menyatakan bahwa ada anggota keluarga anda sedang mengalami kecelakaan dan perlu segera diambil tindakan operasi dengan segera.
Jika tidak nyawanya bisa melayang. Dan penelpon meminta keputusan dari anda apakah dilakukan operasi atau tidak. Jika "ya" maka biaya operasi perlu segera ditransfer kerekening penelpon.
Orang tersebut harus bertindak spontan untuk melindungi keselamatan keluarganya. Sehingga sering kali mengabaikan kemungkinan lainnya sehingga tindak penipuanpun terjadi.
Bertindak spontan berarti kita mulai menghentikan logika, kita tidak berpikir apaka benar kejadian tersebut.Lebih parahnya lagi, ketika kita tidak menghubungi saudara kita yang mengalami kecelakaan tersebut.
Tentu saja saya tidak akan mengajarkan kepada anda bagaimana menipu, saya sedang menginformasikan bagaimana sebuah efek kejutan baik euforia (rasa senang) maupun pressure (tertekan) akan mudah "membutakan" pikiran kita.
Dalam kondisi tertekan (inner pressure) tekanan membuat anda tidak lagi bisa mengambil keputusan dengan baik dan tidak bisa lagi berpikir jernih. Alhasil,anda bisa ditipu dengan mudah.
Contoh di atas merupakan kasus saat manusia hanya menggunakan kecerdasan reptilia yang terdapat pada otak manusia sebagai bentuk mekanisme fight or flight.
Beberapa faktor lainnya,adalah:
_ Berada dalam tekanan atau menganggap dirinya perlu melakukan sesuatu tindakan segera mungkin.
_ Dirinya atau orang yang dicintainya dalam keadaan ancaman atau bahaya.
_ Mengalami euforia yang berlebihan.
_ Menganggap figur tertentu sebagai superior
Melanjutkan pembahasan bagian ini, dengan membuat beberapa penyesuaian. Dalam prakteknya, anda bisa menggunakan teknik ini untuk menyusun strategi persuasi dan mempengaruhi.
Anda bisa memberikan sedikit efek kejutan pada awal pertemuan atau awal pembicaraan. Kondisi berikutnya akan mendapatkan anda dalam kendali terhadap lawan bicara anda.
Kejutan yang dilakukan pun haruslah yang "jujur" dan dalam batasan, bukan jenis penipuan seperti yang saya contohkan diatas.
Selalu ucapkan kata-kata pertama anda sebagai kata-kata yang akan mengejutkan dan mengalihkan seluruh perhatian kepada anda. Kata-kata berikutnya akan didengarkan dengan penuh perhatian.
Perhatikan contoh berikut:
Budi: Halo Pak Joni, anda pasti senang jika saya membawakan kabar bagaimana meningkatkan penjualan bapak hingga ratusan persen hanya dalam dua puluh menit, bukan?
Joni: Wah, bagaimana hal seperti itu mungkin?
Budi: Tentu saja mungkin, jika bapak menyusun setiap strategi marketing bapak dengan metode yang memang bisa mempengaruhi jutaan orang dalam kesepakatan.
Joni: Mkasudnya bagaimana?
Selanjutnya lanjutkan sendiri cerita anda.
Metode ini sangat sederhana.
Pertama, anda berikan pernyataan yang mengejutkan, kemudian saat lawan bicara atau klien anda berada dalam kebingungan dan shocking momentnya, rasionalisasikan tawaran mengejutkan anda. Anda juga bisa mendramatisi, misalnya dengan memberikan kejutan pada bagian awal berupa hadiah-hadiah atau barang tertentu.
Menyulap tidak setuju menjadi sepakat
Untuk mempengaruhi seseorang supaya mengubah pola pandangnya, dari yang tidak setuju menjadi sepakat dengan anda.
Anda juga bisa membalik sebuah fakta menjadi sebuah kebenaran baru. Sebab sebuah argumen dan juga fakta dapat dikreasikan karena semua yang ada didunia ini memiliki dualisme,seperti dua sisi mata uang logam.
Yang perlu anda lakukan adalah mencari sisi lain dari apa yang diungkapkan seseorang.
Misalnya, apabila memerangi orang lain tidak menjadi keinginan objek anda karena dia lebih mencintai kedamaian. Yakinkanlah dirinya bahwa dengan berperang dia justru bisa menciptakan kedamaian
Mungkin anda sudah tahu,supaya piawai dalam memberikan pernyataan akan hal seperti ini. Maka anda harus mempersenjatai diri dengan sejumlah argumen atau fakta-fakta terkait yang mendukung pernyataan anda dan sesuai dengan alasannya.
Misalnya, nyatakan berbagai argumen tentang bagaimana perang bisa menjadi awal sebuah perdamaian beserta fakta-fakta yang pernah terjadi sebelumnya.
Membenarkan pembenaran
Fakta dan ide adalah dua hal yang berbeda,dengan teknik memanipulasi ide "pembenaran" yang dicampurkan dalam sebuah fakta atau "kebenaran" sehingga "pembenaran" tersebut dianggap sebagai sebuah kebenaran.Dengan kata lain, menyisipkan ide (pembenaran) dibalik fakta (kebenaran).
Ide adalah suatu pernyataan yang hendak disampaikan kepada seseorang dengan tujuan dibenarkan atau diturutinya ide tersebut. Namun,ide tidak bisa disampaikan secara mentah-mentah karena bisa menimbulkan sanggahan.
Simaklah perbedaan dari dua contoh persuasi dibawah ini;
"Perangilah musuhmu sekarang juga" (ide)
"Adalah penting untuk menunjukkan reaksi terhadap ketidak adilan yang dilakukannya terhadapmu (fakta), dan membela harkat keluargamu merupakan hal yang mulia pula (fakta).
Maka, penting bagimu untuk memerangi musuhmu sekarang juga (ide)".
Apakah anda bisa menemukan perbedaan dari kedua kalimat tersebut? kalimat kedua menyisipkan sebuah ide (bujukan) untuk menyerang musuh sekarang juga yang meminimalisasi akal rasional seseorang untuk mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti berdamai, menunggu saat yang tepat, sabar, dan sebagainya.
Sekian dulu artikel sederhana dari saya, tunggu next artikelnya hanya di blog ini ya.
Semoga harimu menyenangkan.
Posting Komentar
Posting Komentar