Cara menggapai impian dengan Konformitas
Assallamualaikum warohmatullohi wabarokatuh
Apa kabarnya temen-temen smoga sehat selalu ya, jangan lupa untuk menjaga diri kita yaitu dengan menerapkan social distancing dengan disiplin, makan –makanan yang sehat, rajin-rajinlah mencuci tangan, dan terakhir jangan lupa berdoa setiap akan melakukan kegiatan, agar kita selamat dan terhindar dari wabah virus corona ini . aamiin
Baik temen-temen semua pada kesempatan pada hari ini saya ingin berbagi tema tentang motivasi yang judulnya Impian dan konformitas.
Temen-temen pasti sudah tau kan ya apa impian itu? Yes bener sekali; Impian adalah sesuatu yang kita cita-citakan, sesuatu yang kita idam-idamkan untuk kita capai, misalnya nih ya saat dulu kita masih sekolah, masih SD saat kita ditanya apa impian kita nanti kalo kita sudah besar, lalu kita jawab, kita ingin jadi Dokter, ingin jadi pilot, ingin jadi presiden dan lain-lain. Nah seperti itulah yang dinamakan impian.
Dan mungkin saat ini ada banyak impian-impian yang ada didalam benak kalian atau mungkin kalean juga sudah menuliskannya.
Tidak sedikit saya sering ditanya di fesbuk atau dalam dunia nyata,” bagaimana sikap kita ketika kita punya sebuah impian, tetapi lingkungan kita sepertinya kurang mendukung kita dalam mencapai impian itu, lebih parahnya lagi orang-orang ini adalah orang-orang terdekat kita?”.
Nah, jadi begini temen-temen semua, yang perlu kita bisa manfaatkan sekaligus kita waspadai adalah, ada satu konsep yang namanya “konformitas”.
kalo temen-temen pernah belajar psikologis sosial pasti agak familiar dengan yang namanya konformitas itu ya. Konformitas itu bisa kita terjemahkan “Bahwa manusia punya kecenderungan untuk tidak mau berbeda dengan apa yang sudah biasa dilakukan oleh lingkungannya, terutama dimana dia tumbuh dan berkembang” kurang lebih seperti itu.
Ada sebuah eksperimen yang sangat menarik, yang bisa temen-temen simak untuk mengetahui bagaimana tekanan pengaruh sosial banyak orang atau kelompok masyarakat terhadap sikap seseorang.
Jadi saya pernah liat diyoutube ya ,jadi ada dua gambar, gambar yang pertama ada 3 garis dengan panjang yang berbeda lalu gambar yang satunya ada gambar satu garis saja, nah pertanyaannya adalah gambar yang hanya satu garis ini ini cocoknya itu dengan garis yang mana?
Jadi disini ada 3 garis ABC nah kemudian misalkan satu garis yang ada digaris ini garis D, nah D ini sama dengan garis A B atau C , pertanyaannya seperti itu.
Sebetulnya jawaban yang Benar itu B misalnya, tapi dalam sebuah eksperimen itu, disengaja dikumpulkan banyak orang, orang pada ngantri , kemudian orang yang betul-betul diluar konspirasi (orang yang gak tau kalo eksperimen itu sudah direncanakan) dia paling menempati antrian paling belakang sendiri.
Nah, yang orang pertama sampai orang kesekian itu, misalkan ada dua puluh lima orang nih, misalkan dua puluh lima orang sampai di orang itu orang kedua puluh enam, orang pertama sampai orang kedua puluh lima itu sengaja/diseting untuk memilih jawaban yang “salah”.
Jadi harusnya jawabannya D sama dengan B, ini jawabnya A A A A sampai ke orang kedua puluh lima juga A, kemudian sampailah kepada si orang ini si orang terakhir ini , yang betul betul dia partisipan diluar konspirasi, dia sebetulnya, sepertinya mau memilih jawaban B (jawaban yang benar) tetapi saya liat di video itu, seringkali dia melihat jawaban A (yang sebetulnya salah) dan merasa “kok yang lain pilihannya A semua, jangan-jangan saya yang salah” sepertinya dia begitu.
Dan dia ,akhirnya didetik-detik akhir, memutuskan untuk bergabung bersama banyak orang.
Nah, yang menarik adalah, setelah eksperimen ini dibongkar lalu diwawancara, dia merasa ragu dengan pendapatnya sendiri, bahwa yang betul itu jawabannya D sama dengan B, dia lebih terpengaruh dengan pendapat banyak orang walopun pendapat itu salah.
Nah, temen-temen semua, itulah yang namanya konformitas, kita cenderung tidak mau berbeda, seringkali kadang orang-orang yang mempunyai impian yang besar, kadang tumbuh dilingkungan yang mereka tidak berani bermimpi besar, tidak berani bermimpi tinggi.
Jadi dia merasa berbeda, dan karena merasa berbeda dia merasa “kayaknya gue yang salah?”
kalo sudah seperti itu lalu bagaimana mensikapinya?
Temen-temen semua, banyak cara, tapi salah satunya adalah bagi temen-temen yang mungkin lingkungannya tidak mendukung anda, yang konformitasnya tidak suport dengan impian anda, anda carilah komunitas yang suport dengan impian anda.
Sama seperti halnya misalkan anda orang yang sangat-sangat enggak pede sekali untuk berani sukses, lalu masuk kedalam sebuah ruangan seminar, didalam ruangan itu ada seribu orang, terus ditanya sama MC nya “siapa yang mau sukses?” semua orang diruangan itu mengangkat tangan ,kecuali anda ,kira kira apa yang terjadi? Anda akan tertekan untuk mengangkat tangan “ya, saya juga ingin sukses!”
Nah, itu adalah contoh konformitas tapi yang support terhadap anda untuk maju menggapai semua impian anda, jadi kuncinya adalah, jika lingkungan temen-temen tidak kondusif, tidak bisa diandalkan untuk bisa maju, bergabunglah dengan komunitas yang mempunyai nilai-nilai dan norma yang konform yang mampu menguatkan anda, dan memaksa anda untuk sama dengan mereka.
Itu sebagai penyeimbang, karena lingkungan sosial anda tidak suport terhadap impian anda.
Jadi kalau temen-temen semua punya suatu komunitas, misalkan komunitas bisnis, atau komunitas pengajian dan komunitas-komunitas yang lain yang mensupport impian anda, aktiflah dikomunitas itu supaya anda ada penyeimbang, dan tidak terpengaruh dengan lingkungan temen-temen yang gak suport sama impian anda.
Yang jadi masalah biasanya orang itu sudah dia takut berbeda, dia tidak punya komunitas yang mengimbangi konformitas yang tidak suport impian itu, akhirnya apa? Ya sudah, akhirnya dia menjadi sama dengan lingkungan dia dan impiannya gakk bakalan tercapai.
Nah, temen-temen semua kuncinya adalah, kadang kita perlu menjadi seperti superman, yang dia tidak malu untuk berbeda dimana banyak orang menggunakan celana dalam didalam dia berani menggunakan celana dalam diluar, jadi jika misalkan saat ini anda merasa berbeda dengan yang lain, anda merasa anda tidak sama dengan yang lain belum tentu anda yang salah, dengarkan nurani anda dan bergabunglah dengan orang-orang yang mempunyai impian yang sama dengan anda.
Terimakasih, selamat memanfaatkan konformitas, selamat melakukan langkah langkah hari ini untuk mencapai impian anda, terimakasih sampai berjumpa lagi.
Bilahitaufiq wal hidayah wasalamualaikum warohmatulohi wabarokatuh..
Seeu...
Posting Komentar
Posting Komentar