Tsaqafah, IPS dan HTI (Hizbut Tahrir Indonesia)
Foto brosur HTI |
Biasanya setiap hari jum’at banyak lembaga atau
organisasi berbasis agama menyebarkan semacam selembaran atau brosur dakwah
disetiap masjid-masjid terutama dimasjid-masjid besar di Ibukota. Diantaranya ada organisasi Nahdlatul Ulama,
Muhammadiyah, Persis ,dan HTI.
Dan saya termasuk orang yang sangat gemar mengumpulkan
buletin-buletin atau selembaran-selembaran brosur dakwah itu, disamping saya
suka membaca saya juga suka dengan pengetahuan baru.
Diantara organisasi-organisasi islam yang menyebarkan
brosur/buletin dakwah pada waktu itu yang paling menarik perhatian saya adalah
brosur dakwah yang dikeluarkan oleh HTI yang bernama AL-ISLAM (melanjutkan
kehidupan Islam) dengan kertas yang agak tebel dan tulisan yang jelas serta
judulnya yang menarik (untuk tidak menyebut Provokatif) tentu menjadi buletin
dakwah yang wajib saya ambil sebelum pulang dari Sholat Jum’at.
Nah, yang akan saya bahas kali ini adalah Buletin
dakwah HTI yaitu AL-ISLAM yang berjudul “Pendidikan Islam menjaga Tsaqafah dan
Identitas Umat” edisi 847 tanggal 11 Jumadil akhir 1438 H atau 10 Maret 2017.
Brosur ini saya ambil disamping masjid baitulmuslimin di
kelurahan Pondok Ranggon kecamatan cipayung Jakarta Timur pada saat saya masih
bekerja sebagai penjaga toko susu di pertigaan jalan munjul 2 tahun lalu. Karena
pada waktu itu saya sangat sibuk dan terburu waktu saya hanya sempat membaca
judulnya lalu melipatnya dan memasukannya kedalam saku.
Waktu pun berlalu dan kini HTI sudah resmi dibubarkan
oleh pemerintah, dan saya sendiri sudah pulang ke kampung saya di Banjarnegara
dan tidak lagi bekerja di jakarta timur.
Saya tidak pernah lagi melihat selembaran brosur itu,
Baru kemarin sore ketika saya sedang beres-beres buku terselip sebuah brosur
dakwah ini dan ingatan saya langsung menerawang ke Masjid baitulmuslimin karena
pada waktu itu saya ingat betul judulnya sama persis seperti brosur yang saya
dapatkan di Masjid Baitulmuslimin Jakarta Timur yaitu tentang TSAQAFAH.
“Bagaimana brosur ini bisa ada disini?,”pikir saya..
ah sudahlah mungkin ini kehendak Allah agar saya membacanya.
Setelah saya membaca sampai selesai saya jadi tau apa
itu Tsaqafah. Kurang lebih Tsaqafah adalah kumpulan pengetahuan tentang hukum
dan aturan yang berkaitan dengan keyakinan (akidah,iman), pandangan hidup,
penyelesaian masalah (problem solving), sistem kehidupan masyarakat, bahasa,
ilmu pengetahuan yang berlandaskan pada keimanan dan perjalanan sejarah bangsa dan Di atas Tsaqafah tersebut suatu bangsa
akan membangun peradaban inilah yang disebut Hadharah.
Seumur hidup saya baru tau tentang tsaqafah ya dari
brosur HTI ini, yang kalau menurut saya tsaqafah itu tidak jauh beda dengan
Ideologi seperti di dalam mata pelajaran IPS dulu.
Sungguh sebuah ironi, kalo kita sebagai umat muslim
juga mempunyai istilah lain seperti ideologi tapi kenapa kita masih pake
istilah Ideologi bukan tsaqafah saja?
Setelah membaca kelanjutan brosur ini saya langsung
menemukan jawabannya, tidak lain adalah karena sistem pendidikan kita tidak
berpijak pada Islam, melainkan pada sekularisme (pemisahan agama dari
kehidupan), jadi istilah istilah seperti tsaqafah terasa asing bagi kita, dan
digantikan dengan istilah dari barat yang dikenal dengan ideologi .
Sewaktu saya masih duduk di bangku sekolah saya paling
males sama mata pelajaran IPS, pasti kalian semua tau kan ya apa itu mata
pelajaran IPS?, mata pelajaran IPS atau Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata
pelajaran yang membahas tentang hubungan individu dengan lingkungan sosialnya.
Dan juga Membahas tentang hubungan Individu dengan
kelompok dan negara, di dalam mata pelajaran IPS ini banyak sekali istilah
istilah yang berasal dari barat, juga banyak tokoh-tokoh barat yang menjadi
rujukan.
Misalnya saja saat membahas tentang Interaksi sosial
atau hubungan sosial yang menjadi rujukan untuk menjelaskan adalah Macionis
atau Broom Selznic yang ketika membaca namanya saja lidah saya hampir keseleo.
Kenapa kita tidak mengambil penjelasan dari
ulama-ulama Islam atau dari hadist-hadist saja dan juga dari tokoh islam kita
seperti buya hamka atau gusdur atau siapa saja asal jangan dari barat, apa
memang ulama atau hadist tidak ada yang bisa menjelaskan tentang konsep
Interaksi sosial?
Menurut saya mata pelajaran IPS ini adalah mata
pelajaran yang paling penting dan paling berpengaruh dalam membentuk
kepribadian bangsa. Kalo mata pelajaran ini mayoritas diisi dari
pemikir-pemikir barat bukan tidak mungkin pola pikir generasi kita lama-lama
akan kebarat-baratan.
Loh bukannya penjelasan dari ulama-ulama atau
hadist-hadist sudah ada sendiri ya didalam mata pelajaran Agama?, nah inilah
yang saya sebut dengan sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan) membuat kita
akan berpikir kalo agama hanya ibadah saja sedangkan masalah lain dalam
kehidupan, seperti sosial misalnya yang menjadi rujukan adalah dari pemikir
barat yang lama-lama membuat pola pikir kita juga akan kebarat-baratan dan jauh
dari nilai islami.
Makanya saya dulu males sekali dengan mata pelajaran
IPS, sudah pelajarannya membosankan ditambah lagi disuruh ngapalin penjelasan
dari tokoh yang namanya saja aneh menurut saya.
Pernah pada waktu ujian IPS ada soal yang
berbunyi.”jelaskan definisi kepribadian menurut Todore M.
Newcomb?..”krik..krikk. kriik..kriik
Ya elah emangnya cendekiawan muslim atau para pemikir
kita yang namanya lebih mudah buat diingat
gak ada yang tau definisi kepribadian gitu?,sampai harus mengambil dari
para pemikir barat?
Tapi itu dulu lo ya, gak tau sekarang . semoga saja
pelajaran IPS sekarang sudah banyak memuat rujukan atau penjelasan dari orang
indonesia atau cendekiawan muslim.
Menurut mas HTI itu gimana??
BalasHapusSebenarnya ini pembahasannya lebih ke PKN ketimbang IPS soalnya kajian utamanya adalah ideologi
BalasHapusmba sudarmi
BalasHapuskalo saya agak pro HTI
mas shidiq
BalasHapustrimakasih koreksinya